PDM Kabupaten Kubu Raya - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Kubu Raya
.: Home > Artikel

Homepage

KEMBALI FITRAH MELALUI PROSES

.: Home > Artikel > PDM
23 Juni 2017 15:57 WIB
Dibaca: 3407
Penulis : Ikhsanudin

Salat Ied di Sungai Kapuas, Pontianak (ANTARA)

 

Ringkasan Khutbah Idul Fitri 1438H

 

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفً۬ا‌ۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡہَا‌ۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِ‌ۚ ذَٲلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ -٣٠

 

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

(QS. Ar-Ruum: 30)

 

Setiap insan selalu ingin tahu asal-usulnya; ingin tahu jati dirinya; dan ia ingin kembali ke tempat asalnya. Dalam sekala kecil, manusia yang merantau, atau arus atau terdorong angin di laut, atau tersesat di hutan akan berusaha pulang. Kini kita sedang “tersesat” sejenak di dunia; dalam perjalanan yang amat panjang dari alam ruh dan nanti ke alam akhirat. Aslinya, kita ingin kembali ke asal kita, yaitu tempat yang mulia dan menjadi hamba yang dimuliakan Allah. Untuk kembali ke tempat mulia itu kita harus kembali dulu ke kualitas semula; kualitas yang prima sebagai individu atau diri (nafs) yang fitri.

 

Setelah berpuasa sebulan penuh dan memaksimalkan ibadah di dalamnya, kita diharap menjadi insan takwa. Namun, iblis selalu menggoda manusia agar tersesat. Jangankan manusia seperti kita, Nabi Adam dan Hawa pun dapat disesatkannya. Orang yang benar-benar sesat mendapat predikat “kafir”. Yang plin-plan mendapat predikat “munafiq”. Orang kafir tertutup hatinya, pendengarannya, dan penglihatannya. Sama saja diberi atau tiak diberi peringatan, mereka tiak akan beriman; mereka mendapat siksa yang berat (QS. 2:6-7).Orang munafiqsuka berdusta tentang keimanan. Karena itu mereka mendapat siksa yang pedih. Di dalam hatinya ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu (QS. 2:10). Mereka bisu, tuli, dan buta sehingga sukat diharap bisa kembali (QS. 2:18). Begitu banyak orang yang terang-terangan menantang kebenaran. Tak jarang pula mereka yang pura-pura beriman tetapi sesungguhnya keimanan itu hal yang berat baginya. Disembunyikannya kekafirannya. Manusia-manusia kafir dan munafiq berada di sekeliling kita. Bahkan, amat mungkin kita akan terjerumus ke jalan kekafiran dan kemunafikan jika kita tidak hati-hati dalam memelihara keimanan. Itu adalah jalan-jalan kesesatan.

 

Setelah melanglang jagat di pelbagai tabiat, manusia harus kembali ke jalan yang lurus; jalan yang mengarahkan kita untuk kembali ke fitrah (al-‘ied al-fithr).Kembali ke fitrah berarti mengarahkan haluan kehidupan kepada jalur yang berorientasi dan berfokus ke agama Allah, yaitu berupa fitrah Allah yang difitrahkan kepada manusia  (QS. 30:30). Manusia seperti ini dapat menyelaraskan hatinya, perkataannya, pikirannya, dan perilakunya dengan agama Allah. Hawa nafsu ditundukkannya dengan mudah dan kehidupannya beresonansi dengan kehendak Sang Pencipta alam semesta.

 

Dalam takaran Allah, berpuasa dengan memaksimalkan amalan-amalan Ramadhan selama sebulan cukup bagi manusia untuk memerbaiki kulitas diri, menjadi hamba yang bertakwa. Di dalam Surah Al-A’raf, Allah berfirman bahwa orang-orang yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan tidak akan mengalami kekhawatiran terhadap diri mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. 7: 35).Dalam surah Fushshilat ditegaskan bahwa bahwa orang-orang yang yang menyatakan bahwa Tuhan mereka Allah lalu mereka meneguhkan pendiriannya, maka Allah akan menurunkan malaikat kepada mereka seraya berkata: “Janganlah kamu merasa takut dan jangan pula bersedih hati. Mergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan di dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan serta memperoleh di dalamnya apa yang kamu minta; sebagai hidangan (bagimu) dari yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru pada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS. 41:30-33).

 

Orang-orang yang telah selaras dengan ajaranAllah memiliki kehidupan yang tenang; tidak ada gejolak (apalagi pertentangan) terhadap kehendak Al-Khaliq. Dia adalah individu yang muthma’innah. Dia bagai air yang tenang; air yang dengan mudah mengendapkan kotoran ke dasar danau dan air itu menjadi jernih. Jiwa yang tenang itu dipanggil dengan panggilan mulia oleh Allah. “Wahai jiwa yang muthma’innah, kembalilah kepada Tuhanmu dengan senang hati dan diridlai oleh Allah. Lalu, masuklah ke golongan hamba-hamba Ku yang baik; dan masuklah ke dalam surga Ku (QS. 89:27-30).Jiwa yang tenang itu ridha dengan Allah; dan Allah ridha dengannya.“Radhiallaahu ‘anhu, wa rodhuu ‘anhu”.Balasan baginya adalah Syurga ‘Adn. Di bawah surga tersebut ada sungai-sungai yang mengalir (QS. 98:8). Itu adalah imbalan bagi mereka yang hanya takut kepada Allah. Perhatiannya hanya ridha Allah.

 

Orang-orang yang bertaqwa tidak akan mendustakan agama. Siapakah pendusta agama? Pendusta agama bukanlah pezina, bukan pencuri, dan bukan pula pemfitnah. Pezina, bukan pencuri, dan bukan pula pemfitnah itu memiliki hukum dan menerima hukuman tersendiri. Pendusta agama adalah orang-orang yang menghardik anak-anak yatim, tidak memberi makan orang miskin, meskipun mereka menjalankan sholat. Mereka lalai dalam sholat mereka. Mereka beribadah hanya untuk dilihat orang. Mereka tidak mau memberikan bantuan dengan sesuatu yang berguna (QS. 107: 1-7). Mereka yang beragama dengan benar dan menjadi bertaqwa akan berusaha keras menjadi orang yang bermanfaat. Ibadah Ramadhan yang dijalankannya berbekas pada jiwanya dan terbukti pada perilakunya. Dia sejahterakan anak-anak yatim. Dia entaskan orang-orang miskin. Dia didik orang-orang yang belum berilmu. Ia bantu para pejuang di panti-panti asuhan, di sekolah-sekolah, dan di pelbagai tempat lain.

 

Wahai para saudaraku, janganlah kita bangga dengan kehidupan mewah karena hal tersebut akan menyebabkan kita lalai; lalai benar-benar lalai hingga masuk kubur. Nanti akan kita tahu akibatnya. Kita akan tahu rasa. Yakinlah dengan firman Allah. Ada neraka jahanam yang menunggu orang-orang yang demikian dan kita akan tahu dengan mata kelapa sendiri pada masanya. Yakinlah bahwa kita akan diminta pertanggungjawaban atas nikmat-nikmat yang telah kita terima (QS. 102:1-8). Buktikan kepada Allah dan para malaikat bahwa kita kini menjadi manusia baru sebagai hasil ibadah Ramadhan. Berjuanglah di jalan Allah. Tolonglah anak-anak yatim. Sejahterakan orang-orang miskin. Bantulah orang-orang yang berjuang. Bagikanlah ilmu. Salurkanlah harta. Gembirakan orang-orang yang berjuang. Semoga sebelas bulan yang akan datang menjadi kesempatan beramal di jalan Allah hingga kita kembali bertemu Ramadhan berikutnya. Amin.

 

*) Wakil Ketua PWM Kalimantan Barat

**) disampaikan di lokasi Shalat Ied PCM Rasau Jaya, PDM Kubu Raya, Kalimantan Barat

 


Tags: KembaliFitrahMelaluiProses , KhutbahIdulFithri

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website